Selasa, 09 Oktober 2012

RANCANGAN MEMBUKA USAHA TOKO PAKAIAN DAN PERLENGKAPAN UNTUK BAYI DAN BALITA








Usaha yang akan saya ambil adalah dibidang pendistribusian pakaian  bayi dan balita dengan membuka toko baru, yang melatar belakangi saya membuka usaha toko pakaian dan perlengkapan untuk bayi dan balita adalah usaha ini merupakan peluang usaha yang masih memberikan keuntungan yang bagus alasannya karena :
1.     Tingkat kelahiran bayi sangat  tinggi. Setiap hari selalu saja ada bayi yang lahir. Pertumbuhan bayi juga relatif cepat.
2.     Rumah Sakit selalu membutuhkan supplier baju bayi.
3.     Produk baju bayi dan perlengkapannya tahan lama.
4.     Produk baju bayi dan perlengkapannya mudah disimpan dan tidak membutuhkan tempat yang terlalu luas.
5.     Pendistribusiannya produk baju bayi dan pelengkapannya mudah.
6.     Dibutuhkan modal yang fleksibel.


Membuka usaha toko pakaian bayi dan balita tujuannya mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan produk, menguasai pasar dan pelanggan untuk menjadi distributor dari pabrik tertentu, dan target utama adalah mendirikan pabrik produk pakaian bayi dan balita.


Produk
Produk yang akan ditawarkan adalah pakaian untuk bayi dari usia 0 hingga 5 tahun, dan perlengkapannya mulai dari bayi lahir sampai dengan kebutuhannya di saat tidur kembali.Produk didapat dari supplier atau agen dan pabrik-pabrik yang memproduksi pakaian dan perlengkapan bayi. Untuk produk bisa dengan membuat produk sendiri atau makloon atau belanja secara grosir baju bayi di pabrik maupun produsen baju bayi.


Proses Pemasaran dan Promosi
Rantai bisnis di bidang penjualan hampir mirip, dimulai dari PABRIK - DISTRIBUTOR - AGEN - TOKO - BISNIS RUMAHAN - BISNIS PERORANGAN -  USER. Pasar baju bayi ini sudah sangat jelas karena pemakainya adalah bayi dan pembelinya bisa siapa saja karena selain ibu dan ayah sang bayi, biasanya baju bayi juga bisa buat kado saat lahiran bayi saudara, tetangga, teman, dll. Saya juga akan membuat kerjasama dengan Rumah Bersalin untuk menjadikan barang saya sebagai souvenir atau bingkisan untuk bayi yang baru lahir di Rumah Bersalin itu. Untuk promosi awal memasang iklan di internet untuk penjualan secara online. Kemudian dengan cara menitipkan brosur di klinik-klinik, Rumah Sakit dan mendatangi rumah-rumah ibu yang mempunyai balita untuk menyebarkan brosur. 

B.   Harga
Untuk harga pakaian dan perlengkapan bayi dan balita, disesuaikan dengan harga dari produsen sendiri dengan mengambil keuntungan sebanyak 70% sehingga bila saya akan mengadakan promo diskon saya masih dapat mengembalikan modal hingga 50%.

Lokasi Toko
Untuk lokasinya, saya membuka toko di pusat perbelanjaan atau di ruko-ruko pusat kota. Dengan mendesain toko semenarik mungkin dan penuh hiasan warna-warni yang mencerminkan toko untuk pakaian bayi dan balita.

Untuk membuka usaha toko saya harus menyiapkan modal awal sebesar 70 juta untuk menyewa toko sebesar 20 juta, setting peralatan display toko dan dekorasi sebesar 10 juta, dan untuk  membeli barang dagangan adalah 50 juta. Kemudian saya perlu menyisihkan dana cadangan untuk biaya operasional hingga usaha saya dikenal masyarakat. Dana cadangan ini digunakan untuk biaya listrik, gaji karyawan 1 orang dan lain sebagainya per bulan akan dikeluarkan sebanyak 2 juta maka untuk 6 bulan ke depan saya harus menyiapkan dana cadangan sebesar 12 juta.




 Rencana anggaran biaya usaha

RANCANGAN KEBUTUHAN USAHA

1.Biaya pra investasi (sewa toko dan peralatan toko)          Rp. 30,000,000.-
2.Pembelian aktiva tetap                                                  Rp. 10,000,000.-
    - berwujud                           Rp. 7,000,000.-
- tidak berwujud                 Rp. 3,000,000.-   
3.Modal Usaha ( Barang )                                                Rp. 50,000,000.-
4.Dana Cadangan                                                           Rp. 12,000,000.-
 Jumlah kebutuhan investasi                                             Rp. 92,000,000.-

Dana yg tersedia (modal sendiri)               Rp.22,000,000.-
Dana pinjaman                                        Rp.70,000,000.-
 



PASAR TRADISIONAL DI TENGAH KEPUNGAN PASAR MODERN


BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang Masalah
Secara teori, pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli.
Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli yang  ditandai dengan adanya transaksi penjual dan pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar-menawar, bangunannya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar. Pasar Tradisional menampung berbagai macam Penjual dari penjual sembako , buah buahan alat rumah tangga dan lain sebagainya.Contoh Pasar Tradisional yang ada di Bandung yaitu Pasar Anyar , Pasar Andir , Pasar Ciroyom , Pasar Sederhana , dan masih banyak lagi .
Sedangkan Pasar modern penjual dan pembeli tidak bertransaksi secara langsung melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang ( barcode ) jadi tidak ada proses tawar menawar , berada dalam bangunan yang nyaman , dan pelayanannya dilakukan secara mandiri (swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga. Contohnya Supermarket ( swalayan ) Carrefour, Hypermart, Giant , Yogya dan lain sebagainya.
     Kehadiran pasar modern  yang memberikan banyak kenyamanan membuat sebagian orang beralih dari pasar tradisional ke pasar modern. Sehingga pasar tradisional tersisihkan.Banyak Faktor yang membuat pasar tradisional tersisihkan dari mulai tempat / kondisi pasar yang becek, bau penuh sesak, panas,dan keamanan yang tidak terjamin,Jika keadaan ini terus dibiarkan maka pasar Tradisional sebagai sendi perekonomian rakyat kecil akan mati.

  1. Perumusan Masalah
.
1. Karakteristik Pasar Tradisional dan Pasar Modern
2. Dampak Pasar Modern terhadap Pasar Tradisional   
3. Bagaimana agar Pasar Tradisional tidak tersisihkan oleh Pasar Modern

  1. Tujuan Penelitian
1.Memenuhi Nilai Ujian Tengah Semester ISBD
            2.Mengetahui dampak pasar modern terhadap Pasar Tradisional
            3.Mencari solusi agar pasar tradisional tidak tersisihkan oleh pasar modern.

  1. Lokasi Penelitian

Pasar – pasar tradisional dan pasar – pasar modern di Bandung ( Jawa Barat )


BAB II
KERANGKA TEORITIS

1. Karakteristik Pasar Tradisional dan Pasar Modern yang mengakibatkan tersisihnya pasar tradisional.

2. Dampak berkembang pesatnya Pasar Modern membuat pasar – pasar tradisional tersisihkan.  

3. Bagaimana agar Pasar Tradisional tidak tersisihkan oleh Pasar Modern yaitu adanya campur tangan pemerintah dalam pengaturan tentang pasar, baik modern maupun tradisional.






























BAB III
PEMBAHASAN
Secara umum pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli. Menurut sumber Wikipedia Bahasa Indonesia Ensiklopedia bebas, pasar dikelompokkan menjadi 2 yaitu:
a.Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli
serta ditandai dengan adanya transaksi penjual dan pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar-menawar, bangunannya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar. Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan berupa ikan,buah,sayur-sayuran, telur, daging, dan lain-lain. Selain itu, ada pula yang menjual kue-kue dan barang-barang lainnya. Contoh Pasar Tradisional di Bandung , contohnya Pasar Andir , Pasar Ciroyom , Pasar Sederhana dan masih banyak lagi .

b.Sedangkan Pasar modern penjual dan pembeli tidak bertransaksi secara langsung melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang ( barcode ) jadi tidak ada proses tawar menawar , berada dalam bangunan yang nyaman , dan pelayanannya dilakukan secara mandiri (swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga. Contohnya Supermarket ( swalayan ) Carrefour , Hypermart, Giant , Yogya,minimarket dan lain sebagainya.

Dampak Pasar Modern terhadap Pasar Tradisional
Banyaknya Pasar Modern yang menjamur di kota Bandung atau di Jawa Barat  berdampak pada kelangsungan pasar tradisional . Banyak kios di pasar tradisional yang harus tutup dikarenakan sulit bersaing dengan pasar modern, data dari Asosiasi Pedagang Pasar Tradisional Seluruh Indonesia (APPSI) pada tahun 2005 seperti dikutip website Kementrian Koperasi dan UKM menyebutkan, bahwa sekitar 400 toko di pasar tradisional harus tutup usaha setiap tahunnya. Lima dari 40 pasar tradisional di Kota Bandung hilang. Sisanya sebanyak 35 pasar terancam gulung tikar. Ini lantaran mereka tidak mampu bersaing dengan pasar modern. Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) DPW Jawa Barat Dadang Suganda mengatakan, pendirian pasar modern yang tak terkendali mengancam keberadaan pasar tradisional.Adanya pasar modern membuat animo masyarakat untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari di pasar tradisional tergeser.Sejak 2003 para pedagang mengeluhkan omzet yang turun hingga terpaksa gulung tikar. Omzet pendapatan pedagang pasar di Bandung menurun sampai 40%. Tidak sama, tapi rata-rata dari 20–40% . penyebab banyak tidak berfungsinya pasar tradisional adalah makin tidak terkendalinya laju pertumbuhan pasar modern dan minimarket di Kota Kembang..Pasar tradisional yang hilang di antaranya pasar di Jalan Gatot Subroto, Pasar Pagarsih, Pasar Karapitan,dan Pasar di Jalan Lingkar.Menurut Ketua Dewan Koperasi Indonesia ( Dekopin ) Adi Sasono : Satu mini market berdiri di satu lokasi, maka 20 pedagang tradisional akan gulung tikar.
Beberapa pengamat mencatat, dari tahun ke tahun dimulai dari tahun 2000, pangsa pasar tradisional terus menurun karena semakin mengguritanya pasar – pasar  modern, hal tersebut diperparah juga dengan adanya pergeseran kondisi sosial ekonomi yang dilakukan oleh para pelaku pasar modern yang pada awalnya hanya di kujungi oleh kalangan menegah keatas tapi kini dikunjungi juga oleh kalangan menengah kebawah.
 Jumlah ini kemungkinan akan terus bertambah seiring kehadiran pasar modern yang kian marak. Kondisi semacam ini tentu sungguh memprihatinkan. kondisi pasar tradisional yang masih serba kekurangan, sulit untuk menyaingi pasar modern. Dengan harga yang hampir sama, tapi kualitas bangunan yang beda, pasar tradisional sudah hampir dipastikan tersisih.
Beberapa kalangan menganggap bahwa dengan cara memperluas pendirian pasar modern di Indonesia, bisa berdampak makin baiknya pertumbuhan ekonomi serta iklim investasi usaha karena diasumsikan bahwa pasar modern memiliki segmen yang berbeda dengan pasar tradisional sehingga hal itu tidak menggangu stabilitas pasar tradisional. Akan tetapi pada kenyataannya tidaklah demikian, justru antara pasar modern dan pasar tradisional memiliki segmen yang sama dan saling berhadap-hadapan langsung dan secara jelas menunjukan bahwa yang menjadi korban utama adalah pasar tradisional akibat dari persaingan yang sengit antar sesama pasar modern.
Solusi agar Pasar Tradisional tidak tersisihkan oleh Pasar Modern
Tersisihnya Pasar Tradisional dikarenakan citra pasar tradisional yang kurang baik. Seperti tempatnya yang kotor, becek, sumpek, dan tidak teratur. Citra Pasar Tradisional yang kurang baik itu haruslah mendapat penanganan yang serius dari pemerintah karena menyangkut hajat hidup orang banyak. Pembenahan pasar tradisonal untuk menjadi tempat perbelanjaan yang nyaman dan menarik dan bercitra positif adalah suatu tantangan yang cukup berat yang harus di upayakan pemerintah sebagai rasa tanggung jawab kepada publik.Pemerintah yang juga harus memikirkan kelangsungan hidup pedagang pasar tradisional karena menyangkut hajat hidup banyak keluarga. Pengembangan sektor perekonomian rakyat ini perlu menjadi perhatian pemerintah,selain dari pedagangnya sendiri yang harus lebih memperhatikan tempat mereka berdagang agar lebih bisa menjaga kebersihan dan kenyamanan tempat mereka.
Peran pemerintah  yang utama dalam hal ini adalah adanya aturan tata ruang yang tegas yang mengatur penempatanan Pasar Modern. Misalnya tentang berapa jumlah hypermarket yang boleh ada untuk setiap wilayah di satu kota. Lalu berapa jarak yang diperbolehkan dari pasar tradisional jika pengusaha ingin membangun supermarket. Hal tersebut perlu dilakukan untuk mengantisipasi ancaman kebangkrutan pada pasar tradisional akibat kepungan pasar modern yang tidak terkendali. Salah satu Contoh Pasar tradisional yang tersisih akibat adanya jarak yang terlalu dekat dengan pasar modern yaitu Pasar Kiara Condong yang tersisih dengan adanya Supermarket Carrefour. Selain itu perlu dilakukan pembenahan pasar tradisional agar bisa lebih nyaman dan teratur, pembenahan pasar rakyat ini tampaknya sering lebih mengedepankan kepentingan investor daripada kepentingan pedagangnya sendiri. Keadaan ini tidak jarang akhirnya menimbulkan perselisihan antara pedagang lama dengan investor yang ditunjuk pemerintah untuk merevitalisasikan pasar tradisional. Dan revitalisasi yang akan dijalankan oleh pemerintah harus didukung dengan daya beli pedagang untuk membeli atau menyewa kios yang ditawarkan, jangan sampai harga kios itu memberatkan pedagang.  
Pemerintah juga seharusnya lebih tegas dalam menghentikan izin pasar modern yang telalu banyak sehingga pedagang pasar tradisional tetap bisa bertahan, Peraturan pemerintah daerah, tentang tata letak pasar tradisional dan pasar modern harus diterapkan secara tegas.
Pemerintah memang mempunyai hak untuk mengatur keberadaan pasar tradisional dan pasar modern. Tetapi aturan yang dibuat pemerintah itu tidak boleh diskriminatif dan seharusnya justru tidak membuat dunia usaha mandek. Pedagang kecil, menengah, besar, bahkan perantara ataupun pedagang toko harus mempunyai kesempatan yang sama dalam
berusaha.
    
PASAR TRADISIONAL


     
PASAR MODERN



BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
  1. Kehadiran pasar modern  yang memberikan banyak kenyamanan membuat sebagian orang beralih dari pasar tradisional ke pasar modern. Sehingga pasar tradisional tersisihkan .Banyak Faktor yang membuat pasar tradisional tersisihkan dari mulai tempat / kondisi pasar yang becek, bau penuh sesak, panas,dan keamanan yang tidak terjamin,Jika keadaan ini terus dibiarkan maka pasar Tradisional sebagai denyut nadi perekonomian rakyat kecil akan mati.
  2. Pembenahan pasar tradisonal untuk menjadi tempat perbelanjaan yang nyaman dan menarik dan bercitra positif adalah suatu tantangan yang cukup berat yang harus di upayakan pemerintah sebagai rasa tanggung jawab kepada publik. Pemerintah juga harus memikirkan kelangsungan hidup pedagang pasar tradisional karena menyangkut hajat hidup banyak keluarga. Pengembangan sektor perekonomian rakyat ini perlu menjadi perhatian pemerintah, Peran pemerintah  yang utama dalam hal ini adalah adanya aturan tata ruang yang tegas yang mengatur penempatan Pasar Modern agar tidak mengancam kelangsungan pasar Tradisional.

SARAN

  1. Pemerintah harus membantu para pedagang pasar tradisional agar tidak tersisihkan oleh pasar modern karena pasar tradisional merupakan denyut nadi ekonomi rakyat kecil. . 

  1. Pemerintah harus mengeluarkan peraturan yang tidak memihak salah satu pihak, dan peraturan tersebut harus secara tegas diterapkan baik bagi pasar tradisional maupun pasar modern.

  1. Pelaku pasar tradisional (pedagang) harus merubah citra pada pasar tersebut dengan lebih menjaga kebersihan dan kenyamanan agar masyarakat tidak meninggalkan pasar tradisional.

  1. Kita sebagai masyarakan harus ikut mendukung agar kegiatan di pasar tradisional tetap berlangsung dengan tidak meninggalkan pasar tradisional agar pasar tradisional tetap hidup dalam kepungan pasar modern.





























DAFTAR PUSTAKA
  1. Website Gema Sabilulungan
  2. Website Seputar Indonesia